BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Senin, 14 Februari 2011

cacicuCECO :)

hari ini mama menggandengku menuju sebuah rumah makan kesukaanku. Papa masih menata barang belanjaan kami yang saat itu kira-kira ada 3 tas plastik berukuran besar kebutuhan sehari-hari, kemudian 2 bungkus baju dengan ukuran besar mungkin saja bila masih ku ingat isinya itu adalah pakaian untuk hari ulang tahunku, lalu juga dan sepasang sepatu kets warna ungu dengan aksen merah marun pada interiornya. Banyak sekali memang, hingga beliau menarik beberapa kursi untuk tempat barang barang mahal ini. Mama memesankan beberapa macam makanan untuk kami. Senyum kedua orang tuaku sangat mempesona, menunjukkan perasaan cintanya yang belum bisa tergantikan. Kami makan. Waah, senangnya mata kecilku, ada 2 makanan kesukaanku burger sapi yang di selipi keju, kemudian di tengahnya juga ditambahkan salad yang hmmm.. ayam goreng bagian dada dengan ukuran yang sangat besaar, membuatku semakin lapaar. Selesai suapan ke 5 dari nasi dan ayam gorengku aku menyedot isi gelas yang berwarna merah menggoda, glekk.. segaar. Aku membuka mulutku dan kembali makan, sesekali mama juga menyuapkan makanan itu ke dalam mulutnya. Ku lihat sekelilingku, aku ingin bermain. Aku merosot turun dari kursiku, papa melirikku kemudian menarik tubuhku ke pangkuannya.
"Mau kemana sayang kecilku?" katanya sambil menyedot minumannya.
"Aku mau main paaa, ituu kayak temen-temen ituu.." aku mulai merengek. Kemudian didalam gendongannya, beliau berdiri dan mengambil makananku dari tangan mamaku sambil membawaku menuju tempat bermain yang sangat besar.
Didalamnya, ada tempat untukku bermain bola, terowongan yang meliuk-liuk yang menghubungkanku di berbagai sisi, kemudian jaring-jaring yang berfungsi juga sebagai jembatan jika aku ingin mengambil jalan pintas untuk bisa sampai ke seberang, sangat menyenangkan. Aku bersemangat sekali, sambil sesekali turun dan melahap makananku, lama-lama makanan itu habis, papa menawarkan sebuah Burger kesukaanku, dan kembali menyuapkannya padaku. Lamaaaa sekali aku bermain disana hingga akhirnya papa memutuskan untuk meninggalkanku bermain setelah aku tak mau lagi menghabiskan burgerku. Papa, kembali duduk menemani mama makan.
Aku menaiki tangga, kemudian meluncur turun, naik lagi masuk dalam terowongan, melewati jembatan dan meluncur lagi. Aku terus melakukannya, semangatku masih menggebu. Tenggorokanku kering, aku berlari menuju meja Orangtuaku. Saat aku akan kembali mama menarik tanganku sambil berkata bahwa waktu bermainku tak lebih dari 20 menit lagi. Aku tak mendengarnya dan langsung berlari lagi.
Saat aku akan menaiki tangga, lelaki kecil seumuranku saat itu menyamai langkahnku. Dia berhenti didepanku ketika aku akan menyebrang melewati jaring-jaring, aku menyuruhnya minggir. Dia mengerutkan keningnya, saat itu dia terlihat jelek sekali, dia lelaki gendut yang pernah ku lihat, rambutnya sangat basah dengan keringat. hiiii... Aku kesal sekali saat dia kembali menghalangiku saat aku akan menaiki tangga. Aku menyuruhnya menyingkir sekali lagi. Tapi dia mencubitku, aku kesakitan dan menangis. haha.. mendengar suara tangis, para orang tua buru-buru datang mengampiri tempat kami, khawatir terjadi apa-apa dengan anak-anaknya. Aku semakin lantang bernyanyi, menyerukan ke semua orang bahwa lelaki ini nakal sekali padaku saat itu, haha.. lucu sekali. Dengan tergopoh-gopooh papa datang kepadaku, lalu memelukku dan bertanya. Mempertanyakan jeritanku. Setelah kurasa aman, aku sedikit mengurangi teriakanku. Ayah dari lelaki itu memukulnya perlahan, seakan memarahinya. Ia memaksanya untuk meminta maaf padaku, papa hanya tersenyum sambil memujukku untuk berhenti menangis. Aku masih saja sesenggukan, sempat kulirik mamaku tersenyum saat aku memeluk leher papa. Lelaki itu berada dalam gendongan ayahnya sambil mengulurkan tangannya berniat meminta maaf, papa membujukku untuk menoleh dan menyambut uluran itu, tapi aku menolak. Papa terus memaksa dan aku mengiyakan.
"Maaf ya." katanya
aku sesenggukan dan masih saja mengeluarkan air mata, saat itu aku ingin sekali menamparnya. Dia berani sekali membuatku menangis, andai saja itu terjadi saat ini, ketika aku, ohh sebentar ada telepon.
"Halo, iya?"
"Iya ma, kenapa? ini masih dikantor aja, besok mungkin ma baru bisa beliin buat Arya. Masih banyak banget kerjaannya."
"Iya maa, love you too."
Sori mama, biasa ngingetin beli kado buat Arya. Oya, tadi sampe mana. hmm.. ya, kalo aja hal seperti itu terjadi saat ini, mungkin saja aku akan menamparnya dengan sepatu hak tinggiku, atau mungkin saja melempar kepalanya dengan tasku. Ini cerita masa laluku. Dan, sebenarnya semuanya akan terasa biasa saja.
sejak saat itu aku sering sekali seperti bertemu dengannya, seperti ketika aku mengantri pada sebuah kasir di supermarket. Dia melihatku seperti pernah bertemu sebelumnya. Tapi bukan, saat itu aku hanya menjadikannya sebagai masa lalu, toh aku juga tak mengenalnya.
Namun sekarang, oh sebentar, tunggu sebentar.
"Hallo, sayang ?"
"Iya, masih dikantor, yaudah tunggu yaa. Ini masih ada sedikit interview."
"Heeh, yaudaah, bentar ya sayaang."
ya, dilanjutin ? haha , maav yaa keganggu mulu. Yaa, dan akhirnya sekarang dia sudah menungguku di loby, kami ada janji dengan pihak acara resepsi pernikahan kami bulan depan. Ehmm, mungkin saja cerita ini bisa menginspirasimu untuk mendesain bingkisan apa yang tepat untuk tamu undangan kami.
"Hahaha, yaudah deh mbak Dika, makasih ya waktunya, yaaa.. paling tidak aku udah punya gambaran laah."
"Iya, sama sama yaa, maaf merepotkan. Kamu mau jalan keluar kan? bareng deh yuk, kasian Arya juga nunggu lama-lama."
"Alaaah , nggak kok mbaak. Yaudah deh, yuk."

0 komentar: